Ultrasonografi
(USG) merupakan salah satu imaging diagnostik ( pencitraan diagnostik) untuk
pemeriksaan alat alat dalam tubuh manusia, diman kita dapat mempelajari bentuk,
ukuran anatomis, gerakan serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan
ini bersifat non-invasif, tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat
dilakukan dengan cepat, aman dan data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostik
yang tinggi. Tak ada kontra
indikasinya, karena pemeriksaan ini sama sekali tidak akan memperburuk penyakit
penderita. Dalam 20 tahun terakhir ini, diagnostik ultrasonik berkembang dengan
pesatnya, sehingga saat ini USG mempunyai peranan penting untuk meentukan
kelainan berbagai organ tubuh
.
.
Sejarah
USG
Pertama kali ultrasonik ini digunakan dalam bidang teknik untuk radar, yaitu
teknik SONAR ( Sound, Navigation and Ranging) oleh Langevin (1918), seorang
Perancis, pada waktu perang dunia ke I, untuk mengetahui adanya kapal selam
musuh. Kemudian digunakan dalam pelayaran untukmenentukan kedalaman laut.
Menjelang perang dunia ke II (1937), teknik ini digunakan pertama kali untuk
pemeriksaan jaringan tubuh, tetapi hasilnya belum memuaskan.
Berkat
kemampuan dan kemajuan teknologi yang pesat, setelah perang dunia keII, USG
berhasil digunakan untuk pemeriksaan alat-alat tubuh.
Hoery
dan Bliss pada tahun 1952, telah melakukan pemeriksaan USG pada beberapa organ,
misalnya pada hepar dan ginjal. Sekarang Usg merupakan alat praktis dengan
pemeriksaan klinis yang luas.
Prinsip
USG
Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekwensi lebih tinggi daripada
kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya
sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai frekwensi antara 20 –
20.000 Cpd (Cicles per detik- Hertz).. Sedangkan dalam pemeriksaan USG ini menggunakan frekwensi 1- 10
MHz ( 1- 10 juta Hz).
Gelombang
suara frekwensi tingi tersebut dihasilkan dari kristal-kristal yang terdapat
dalam suatu alat yang disebut transducer. Perubahan bentuk akibat gaya mekanis
pada kristal, akan menimbulkan tegangan listrik. Fenomena ini disebut efek Piezo-electric, yang merupakan dasar
perkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal juga akan berubah bila dipengaruhi
oleh medan listrik. Sesuai dengan polaritas medan listrik yang melaluinya,
kristal akan mengembang dan mengkerut, maka akan dihasilkan gelombang suara
frekwensi tingi.
Sumber Cahaya
Teknologi radiasi yang diyakini paling kecil bahayanya atau
bahkan tidak ada sama sekali adalah MRI. Pasalnya, diagnostic imaging
berteknologi tinggi ini menggunakan medan
magnet, frekuensi radio, dan seperangkat komputer untuk menghasilkan gambar
berupa potongan-potongan penampang tubuh manusia. Gambar ini diperoleh dari
hasil interaksi antara molekul sel tubuh dan sinyal yang dipancarkan oleh
frekuensi radio. Data yang didapat kemudian diolah komputer gambar yang
kemudian dicetak dalam bentuk foto.
Citra yang dihasilkan
dari USG adalah memanfaatkan hasil pantulan (echo) dari gelombang
ultrasonik apabila ditrasmisikan pada tissue atau organ tertentu.
Echo dari gelombang tersebut kemudian dideteksi dengan transduser,
yang mengubah gelombang akusitik ke sinyal elektronik untuk
dioleh dan direkonstruksi menjadi suatu citra. Perkembangan
tranduser ultrasonik dengan kemampuan resolusi yang baik, diikuti
dengan makin majunya teknologi komputer digital serta perangkat
lunak pendukungnya, membuat pengolahan citra secara digital
dimungkinkan dalam USG, bahkan untuk membuat rekonstruksi bentuk
janin bayi dalam 3 dimensi dan 4 dimensi sudah mulai dikenal.
Peralatan Yang
Digunakan
1. Transduser
Transduser adalah
komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti
dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam
transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang
yang disalurkan oleh transduser. Gelombang yang diterima masih dalam bentuk
gelombang akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah
untuk mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat
dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.
2.Monitor yang digunakan
dalam USG
3. Mesin USG
Mesin USG merupakan
bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk
gelombang. Mesin USG adalah CPUnya USG sehingga di dalamnya terdapat
komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada PC CARA USG MERUBAH GELOMBANG
MENJADI GAMBAR
Proses Pengambilan Gambar
Prinsip kerjanya menggunakan Gelombang
Ultrasonik yang dibangkitkan oleh kristal yang diberikan gelombang
listrik.Gelombang ultrasonik adalah gelombang suara yang melampaui batas
pendengaran manusia yaitu diatas 20 kHz atau 20.000 Hz atau 20.000 getaran
perdetik.Kristal nya bisa terbuat dari berbagai macam, salah satunya adalah
Quartz. Sifat kristal semacam ini, akan memberikan getaran jika diberikan
gelombang listrik.Alat ultrasonik sendiri ada berbagai tipe. Ada Tipe Scan A, B
dan C.Yang biasa untuk mendeteksi crack pada baja adalah tipe A.Prinsip
kerjanya mudah sekali. Tinggal menggunakan sensor ultrasonik untuk mengirimkan
gelombang ultrasonik dan menangkapnya kembali.
Tipe B yaitu pada layar
monitor (screen) echo nampak sebagai suatu titik dan garis terang dan gelapnya
bergantung pada intensitas echo yang dipantulkan dengan sistem ini maka
diperoleh gambaran dalam dua dimensi berupa penampang irisan tubuh.Yang tipe C
dapat menampilkan Citra 3 Dimensi dengan cara menangkap pantulan-pantulan yang
berbeda dari tebal tipisnya benda dalam suatu cairan. Karena ada berbagai macam
gelombang ultrasonik yang dipantulkan dalam waktu yang berbeda,
gelombang-gelombang ini lalu diterjemahkan oleh prosesor untuk dirubah menjadi
gambar.
Sensor yang digunakan pada alat Ultrasonografi yakni sensor
pizoelektrik, yang diletakkan pada komponen receiver yang menerima pantulan
(refleksi) pola energi akustik yang dinyatakan dalam frekuensi. Sensor ini akan
mengubah pergeseran frekuensi gelombang suara 1 – 3 MHz yang dipancarkan
melalui transmitter pada jaringan tubuh dan kemudian gelombang tersebut
dipantulkan (direfleksikan) oleh jaringan dan akan diterima oleh receiver dan
selanjutnya diteruskan ke prosessor.
Sensor pizoelektrik terdiri dari bagian seperti housing, clip-type
spring, crystal, dan seismic mass. Prinsipnya yakni ketika frekuensi energi
akustikyang dipantulkan diterapkan, maka clip-type spring yang terhubung dengan
seismic mass akan menekan crystal, karena energi akustik tersebut disertai oleh
gaya luar sehingga crystal akan mengalami ekspansi dan kontraksi pada frekuensi
tersebut. Ekspansi dan kontraksi tersebut mengakibatkan lapisan tipis antara
crystal dengan housing akan bergetar. Getaran dari crystal tersebut akan
menghasilkan sinyal berupa tegangan yang nantinya akan diteruskan
keprosesor.Jadi USG menampilkan citra dari suara yang ditangkap.Jadi mungkin
untuk saat ini hasil dari USG belum termasuk dalam karya fotografi. Berbeda
dengan Scanner dan kamera lubang jarum yang masih “melukis dengan cahaya”.
Cara
Kerja alat Ultrasonografi
Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara.
Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh
transducer, yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan
dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus
menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam echo sesuai dengan
jaringan yang dulaluinya.
Pantulan
echo yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur transducer,
dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya
diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar oscilloscope. Dengan demikian bila
transducer digerakkan seolah0olah kita melakukan irisan-irisan pada bagian
tubuh yang dinginkan, dan gambaran irisan-irisan tersebut akan dapat dilihat
pada layar monitor.
Masing-masing
jaringan tubuh mempunyai impedance accoustic tertentu. Dalam jaringan yang
heterogen akan ditimbulkan bermacam-macam echo, jaringan tersebut dikatakan
echogenic. Sedang jaringan yang homogen hanya sedikit atau sama sekali tidak
ada echo, disebut anecho atau echofree . Suatu rongga berisi cairan bersifat
anechoic, misalnya : kista, asites, pembuluh darah besar, pericardial dan
pleural efusion.
Display
Mode’s
Echo
dalam jaringan dapat diperlihatkan dalam bentuk :
1.
A- mode L : Dalam sistem
ini, gambar yang berupa defleksi vertikal pada osiloskop. Besar amplitudo
setiap defleksi sesuai dengan energy eko yang diterima transducer.
2.
B- mode : Pada layar monitor (screen) eko nampak sebagai suatu titik dan garis terang
dan gelapnya bergantung pada intensitas eko yang dipantulkan dengan sistem ini
maka diperoleh gambaran dalam dua dimensi berupa penampang irisan tubuh, cara
ini disebut B Scan.
3.
M- mode : Alat ini biasanya digunakan untuk memeriksa jantung. Tranducer tidak
digerakkan. Disini jarak antara transducer dengan organ yang memantulkan eko
selalu berubah, misalnya jantung dan katubnya.
Penyulit
Suatu penyulit yang umum pada pemeriksaan USG disebabkan karena USG tidak
mampu menembus bagian tertentu badan. Tujuh puluh persen gelombang suara yang
mengenai tulang akan dipantulkan, sedang pada perbatasan rongga-rongga yang
mengandung gas 99% dipantulkan. Dengan demikian pemeriksaan USG paru dan tulang
pelvis belum dapat dilakukan. Dan diperkirakan 25% pemeriksaan di abdomen
diperoleh hasil yang kurang memuaskan karena gas dalam usus. Penderita gemuk
agak sulit, karena lemak yang banyak akan memantulkan gelombang suara yang
sangat kuat.
Persiapan
pasien
Sebenarnya tidak diperlukan persiapan khusus. Walaupun demikian pada
penderita obstivasi, sebaiknya semalam sebelumnya diberikan laksansia. Untuk
pemeriksaan alat-alat rongga di perut bagian atas, sebaiknya dilakukan dalam
keadaan puasa dan pagi hari dilarang makan dan minum yang dapat menimbulkan gas
dalam perut karena akan mengaburkan gambar organ yang diperiksa. Untuk
pemeriksaan kandung empedu dianjurkan puasa sekurang-kurangnya 6 jam sebelum
pemeriksaan, agar diperoleh dilatasi pasif yang maksimal. Untuk pemeriksaan
kebidanan dan daerah pelvis, buli-buli harus penuh.
Pemakaian
Klinis
USG digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis dalam berbagai kelainan
organ tubuh.
USG
digunakan antara lain :
1. Menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga
perut dan pelvis.
2. membedakan kista dengan massa yang solid.
3. mempelajari pergerakan organ ( jantung, aorta,
vena kafa), maupun pergerakan janin dan jantungnya.
4. Pengukuran dan penetuan volum. Pengukuran
aneurisma arterial, fetalsefalometri, menentukan kedalaman dan letak suatu
massa untuk bioksi. Menentukan volum massa ataupun organ tubuh tertentu
(misalnya buli-buli, ginjal, kandung empedu, ovarium, uterus, dan lain-lain).
5. Bioksi jarum terpimpin. Arah dan gerakan jarum
menuju sasaran dapat dimonitor pada layar USG.
6. Menentukan perencanaan dalam suatu radioterapi.
Berdasarkan besar tumor dan posisinya, dosis radioterapi dapat dihitung dengan
cepat. Selain itu setelah radioterapi, besar dan posisi tumor dapat pula
diikuti.
JENIS
PEMERIKSAAN USG
1. USG 2
Dimensi
Menampilkan
gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian
besar keadaan janin dapat ditampilkan.
2. USG 3 Dimensi
Dengan alat USG
ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang
tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin)
dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda.
Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).
3. USG 4
Dimensi
Sebetulnya USG
4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live
3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4
Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih
jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim.
4. USG Doppler
Pemeriksaan USG
yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat ini
digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan
janin ini meliputi:
- Gerak napas janin
(minimal 2x/10 menit).
- Tonus (gerak
janin).
- Indeks cairan
ketuban (normalnya 10-20 cm).
- Doppler arteri
umbilikalis.
- Reaktivitas denyut
jantung janin.
Pengolahan dan
Analisis Gambar
Foto-foto tersebut
menunjukkan, bayi yang belum lahir pun ternyata mampu mengejapkan matanya,
menguap, mengernyitkan dahi dan menangis. Sampai saat ini, dokter dan orangtua
percaya, janin dalam rahim ibu, tak dapat tersenyum sampai beberapa minggu
setelah lahir. Tetapi ahli kandungan terkenal asal Inggris, Prof Stuart
Campbell yang mempelopori teknik rekaman gambar ini, mengatakan, pendapat
tersebut tidaklah benar sepenuhnya. Para ahli
berpendapat, bayi tidak tersenyum sampai usia 6 minggu setelah lahir. Padahal,
sebelum lahir pun bayi-bayi itu sering sekali tersenyum. Gambar-gambar ini,
dibuat menggunakan ultrasound 4D, yang mencatat gema/gaung yang berasal dari
rahim ibu, dan mencatatnya secara digital. Pengamatan yang dilakukan selama
berjam-jam, akan menghasilkan gambar yang membuat orangtua seperti menonton
video kehidupan bayinya.
Foto-foto tadi, juga akan
membantu dokter mendapatkan peringatan dini bila bayi-bayi dalam kandungan itu
abnormal, seperti: langit-langit mulutnya terbelah, sindrom down dan kelainan
lain yang berkaitan dengan tungkai, lengan, serta anggota tubuh lainnya. Prof
Campbell, mengatakan, Dengan munculnya gambar-gambar tadi, sejumlah pertanyaan
mengenai janin dalam kandungan, bisa diselidiki. Misalnya, apakah janin dengan
problem genetik memiliki pola gerak yang sama seperti janin normal? Apakah
janin-janin itu tersenyum karena dia merasa bahagia? Atau menangis karena ada
suasana atau kejadian yang menganggunya..? Mengapa janin mengedip-ngedipkan
matanya? Padahal selama ini, kita berasumsi rahim ibu itu gelap gulita.
Foto-foto janin ini, bahkan bisa diambil ketika usia kandungan si ibu baru
12-20 minggu. Biaya pengambilan gambar janin ini, kira-kira, 275 poundsterling
(kurang lebih 4 juta rupiah).
Yvone Ntimoah
(29) yang mengambil gambar bayi perempuannya “baru berusia 31 minggu“
mengatakan, Ini sangat fantastik. Tangannya tadinya menutupi wajahnya, tetapi
tiba-tiba tangannya terbuka, dan kami bisa melihat dia tersenyum. Kate
Blackwell (29), yang hamil 27 minggu, menambahkan, Suamiku, Paul, dan aku dapat
menyaksikan setiap gerak-gerik bayi kami. Meski begitu, ahli kandungan lain,
Maggie Blott, memiliki pendapat berbeda. Ia masih tidak percaya bayi dapat
tersenyum dalam rahim ibunya. Memang, bayi-bayi itu seperti tersenyum.”
Electromedical Engineering
Saat ini sudah menjadi
suatu prosedur standar untuk memanfaatkan teknologi ultrasonography
(USG), sebagai salah satu cara untuk memonitor perkembangan janin
dalam kandungan ibu. Ultrasonography adalah salah satu dari produk
teknologi medical imaging yang dikenal sampai saat ini. Apa itu medical
imaging? Medical imaging (MI) adalah suatu teknik yang digunakan
untuk mencitrakan bagian dalam organ atau suatu jaringan sel
(tissue) pada tubuh, tanpa membuat sayatan atau luka (non-invasive).
Interaksi antara fenomena fisik tissue dan diikuti dengan teknik
pendetektian hasil interaksi itu sendiri untuk diproses dan
direkonstruksi menjadi suatu citra (image), menjadi dasar bekerjanya
peralatan MI.
Teknologi MI dimulai dari
penemuan sinar-X oleh Rontgen pada awal 1900-an, dimana produk
pertama citra dari X-ray adalah tangan istri Rontgen. Dasar yang
digunakan untuk membuat citra dengan sinar-X adalah adanya atenuansi
intensitas sinar-X saat melawati tissue, organ atau tulang, yang
kemudian atenuansi intensitas tersebut dideteksi oleh suatu
negative film. Teknik ini populer dengan sebutan foto Rontgen.
Kemudian dengan kemajuan
sistem elektronik dan komputer digital, teknik yang digunakan pada
foto Rontgen mulai dikembangkan, sehingga memungkinkan pengantian
media film dalam citra digital. Lebih dari itu volume (3-dimensi)
imaging juga dimungkinkan dengan modifikasi prinsip dari foto
Rontgen, sehingga menjelma menjadi Computed Tomography scanner (CT-
scan). Dengan CT-Scan, citra dari setiap potongan penampang
(slices) tengkorak dari bagian atas sampai leher dapat dihasilkan
dalam beberapa menit, kemudian dari "tumpukan" citra tiap
slices dapat dilakukan rekonstruksi kembali bentuk tulang
tengkorak dalam 3 dimensi, sehingga memudahkan visualisasi dan
tentunya diagnosis lebih lanjut apabila diperlukan.
Kemudian diilhami dari
prinsip sonar yang digunakan untuk mendeteksi kehadiran kapal selam
pada perang kedua, gelombang akustik dengan frequency diatas
kemampuan manusia dapat mendengar, yang dikenal dengan ultrasonik, pada
tahun 1960 mulai dikembangkan untuk keperluan MI, yang sekarang
dikenal ultrasonography (USG). Citra yang dihasilkan dari USG
adalah memanfaatkan hasil pantulan (echo) dari gelombang ultrasonik
apabila ditrasmisikan pada tissue atau organ tertentu. Echo dari
gelombang tersebut kemudian dideteksi dengan transduser, yang
mengubah gelombang akusitik ke sinyal elektronik untuk dioleh dan
direkonstruksi menjadi suatu citra. Perkembangan tranduser ultrasonik
dengan kemampuan resolusi yang baik, diikuti dengan makin majunya
teknologi komputer digital serta perangkat lunak pendukungnya,
membuat pengolahan citra secara digital dimungkinkan dalam USG,
bahkan untuk membuat rekonstruksi bentuk janin bayi dalam 3 dimensi
sudah mulai dikenal.
Kemudian dimulai dari
pemahaman akan adanya satu interaksi inti atom dengan medan magnet
di sekitar tahun 1940-an, kemudian berkembang pemanfaatannya untuk
keperluan MI, karena pada dasarnya tubuh manusia , 75% adalah
molekul air, dimana atom hidrogen adalah salah satu komponen
penyusun molekul air. Karena tiap atom hidrogen secara alami
berputar (spinning), sehingga menghasilkan momen magnet yang dapat
dibayangkan seperti batang magnet yang kecil. Tetapi karena
orientasi yang acak, sehingga total dari momen magnet tersebut
tidak menghasilkan informasi yang dapat dimanfaatkan. Dalam
medan magnet yang relative kuat, kira- kira lebih dari 20 ribu kali
dari kuat medan magnet bumi, momen magnet tiap atom hidrogen
dapat dibuat sejajar dengan arah medan magnet yang digunakan. Untuk
membuat suatu citra jaringan sel yang diinginkan, pulsa dalam radio
frequency (RF) ditrasmisikan dari antena khusus, untuk memaksa
orientasi momen magnet yang telah sejajar berubah dari posisi awal.
Kemudian setelah pengaruh pulsa (RF) hilang, orientasi momen magnet
dari atom hidrogen berbondong- bondong kembali ke posisi awal
(sejajar dengan medan magnet), sambil meng-emisi-kan sinyal radio
yang lemah pada frequency tertentu. Kemudian dengan coil, sinyal
radio itu dideteksi dan dianalisa serta diolah dengan komputer
digital untuk menghasilkan suatu citra. Teknik ini adalah prinsip yang
digunakan pada Magnetic Resonance Imaging (MRI). Sekitar tahun
1980-an prototipe pertama MRI yang dicoba untuk manusia mulai
dilaporkan.
Dalam 100 tahun lebih
perkembangan teknologi MI, boleh dikatakan setiap produk teknologi
terbaru selalu berusaha di adaptasi dalam perangkat MI, dengan
tujuan membantu proses diaganosis yang makin akurat dan juga
mengurangi efek samping bagi pasien serta ketidaknyamanan pasien
selama proses imaging dilakukan. Dengan hadirnya sistem digital,
baik dari penyimpanan citra maupun pengolahannya serta jaringan
komputer berkecepatan tinggi, proses diagnosis berdasarkan gabungan
citra yang dihasilkan dari berbagai perangkat MI (multi modality
imaging), menjadi satu teknik baru untuk meningkatkan keakuratan
diagnosis.
Di akhir abad 20,
perangkat MI mulai digunakan untuk menuntun proses therapi dan juga
pada pembedahan dengan meminimalkan luka (minimum invasive
surgery). Contoh kasus dalam therapi tumor pada liver, dengan
CT-scan atau MRI, lokasi dari sel tumor dalam diidentifikasi dengan
akurasi yang tinggi. Dengan satu teknik pengolahan citra,
visualisasi dari tumor liver secara 3-dimensi dimungkingkan,
sehingga membantu ahli medis untuk merencanakan therapi dengan lebih
baik.
Salah satu teknik yang
kini dikembangkan untuk mematikan pertumbuhan sel tumor adalah
memanaskan sel tumor tersebut diatas 43 derajat celcius dalam
beberapa menit. Sinar laser adalah salah satu sumber panas yang
dapat digunakan, dimana serat optik digunakan untuk mengalirkan
energi langsung ke sel tumor. Untuk meletakkan serat optik dengan
perangkat pendukungnya tepat pada sel tumor dengan meminimalkan
luka pada organ yang sehat, saat ini citra dari perangkat MI
memungkinkan digunakan. Untuk menjamin hanya sel tumor yang dimatikan
dengan meminimalkan efek samping pada sel yang sehat, distribusi
temperatur secara 3 dimensi perlu untuk dilakukan. Untuk keperluan
tersebut, MRI juga dimungkinkan digunakan dengan beberapa
modifikasi pada pemrosesan citra. Untuk evaluasi hasil therapi, sekali
lagi citra dari MRI dapat digunakan untuk memprediksi volume dari
sel tumor yang berhasil dimatikan.
Sebagai penutup,
perkembangan perangkat MI dan pemanfaatan untuk mendukung proses
diagnosis, penuntun therapi dan minimaly invasive surgery akan
terus berlanjut. Dari pengalaman penulis sebagai peneliti dalam
riset medical engineering di TU-Delft Belanda, dengan perangkat MI
yang tersedia dimungkinkan pengembangan prosedur terapi atau metode
diagnosis sehingga yang lebih baik dapat ditemukan.
Di sini ide dan problem yang dihadapi oleh ahli medik harus
dapat ditangkap dan diformulasikan menjadi problem engineering
oleh insinyur untuk dicari solusinya. Untuk keperluan
tersebut, diperlukan satu bidang keahlihan khusus yang menjebatani
problem klinik dan problem engineering yang terkait. Satu tantangan
tersendiri bagi pendidikan tinggi di Indonesia untuk menyiapkan pakar
yang mampu menjawab masalah alih teknologi di bidang MI khususnya
dan medical engineering pada umumnya, dengan tujuan akhir
meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat dengan memaksimalkan
manfaat dan meminimalkan investasi yang diperlukan.
Referensi
Suprijanto, Penguasaan Teknologi “Medical Imaging”. IATF-ITB.2008
WordPress.com,Prinsip
kerja
sensor pizoelektrik
pada
alat ultrasonography.JULI
2007
Afriana Carlina – UNIKOM” http://afrianacarlina.blogspot.com/2008/04/usg-ultrasonography.html.APRIL
2008
Sarwono Prawirohardjo. 2002.” Perdarahan Antepartum, Ultrasonografi
dalam obstetri, Ilmu kebidanan”. Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, FK-UI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar