Biomekanika didefinisikan
sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada system biologi. Biomekanika
merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu
biologi dan fisiologi. Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir
semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-prinsip mekanika
dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, disain dan pengembangan
peralatan dan sistem dalam biologi dan kedoteran.
Pada dasarnya biomekanika
adalah cabang ilmu yang relatif baru dan sedang berkembang secara
dinamis. Akan tetapi sebenarnya bidang ilmu sudah eksis sejak abad ke
lima belas masehi ketika Leonardo Da Vinci (1452-1519) membuat catatan
akan siginikansi mekanika dalam penelitian-penelitian biologi yang dia
lakukan. Kontribusi dari para peneliti dalam bidang ilmu biologi,
kedokteran, ilmu-ilmu dasar, dan teknik mewarnai perkembangan
biomekanika akhir-akhir ini.
Gerak dan Gaya
Gaya adalah sebuah konsep yang digunakan
untuk menerangkan interaksi fisik dari obyek dengan sekelilingnya. Gaya
dalam fisika didefinisikan sebagai kuantitas yang dapat menyebabka
perubahan dari state dari suate benda sehingga terjadi percepatan pada
benda itu.
Filosof Yunani Aristotle (384-322 SM)
adalah orang yang pertama kali melakukan studi secara sistematik
terhadap gerakan tubuh manusia. Banyak prinsip yang mendeskripsikan aksi
dan karakteristik gemometri dari otot. Walaupun penemuan Aristotle
untuk menerangkan gerakan banyak mengandung kontradiksi, usaha awal yang
telah ia ristis menjado pondasi bagi studi berikutnya seperti Galen
(131-201), Galileo (1564-1643), Borelli (1608-1679), Newton (1642-1727),
dan Marey (1830-1904). Studi dari para filosof dan ilmuwan tersebut
telah mengakibatkan kita bisa membuktikan bahwa gerakan tubuh manusia
merupakan konsekuensi dari interkasi anatara otot dan gaya yang
diakibatkan oleh lingkungan sekitar tubuh manusia.
Seperi yang ditulis oleh
Aristotle bahwa bianatang yang berjalan membuat posisisnya berubah
dengan menekan apa yang ada dibawahnya. Pernayataan ini menekankan bahwa
dalam studi gerakan harus menekankan pada (Higgins, 1985):
- Pengkarateran interaksi fisik anatara hewan (manusia) dan lingkungan sekitar.
- Menetukan cara hewan (manusia) mengorganisasikan interkasi fisik tersebut.
Dengan kerangka seperti ini maka gerakan
tubuh system biologis dapat diakui sebagai hasil interaksi system
biologis dengan lingkungan sekelilingnya. Beberapa faktor berikut turut
menentukan interaksi tersebut:
- Stuktur dari lingkunngan (bentuk dan stabilitas).
- Medan dari gaya (arah relatif terhadap gravitasi, kecepatan gerakan).
- Stuktur dari sistem (susunan tulang, aktifitas otot, sususan segment dari tubuh, ukuran, integrasi motorik yang dibutuhkan untuk mendukung postur).
- Peranan dari keadaan psikologis (level keatifan, motivasi).
- Bentuk gerakan yang akan dikerjakan (kerangka dari organisasi dari gerakan).
Higgins menyatakan bahwa gerakan adalah
bagian yang tak terpisahkan dengan struktur yang mendukungnya dan
lingkungan yang mendefinisikannya.
Istilah goniometri berasal dari bahasa
Yunani, gonia yang berarti sudut dan metros yang mempunyai makna
maengukur. Sedangkan geniometer adalah alat untuk mengukur sudut.
Gonimetri berhubungan dengan pengukuran sudut yang dibentuk oleh sgement
dari organ tubuh manusia yang dihubungkan oleh sendi. Dalam prakteknya
pengukuran sudut dari sendi, dilakukan dengan melekatkan gonio meter
pada sgement-segment yang diukur sudutnya. Goniometer dapat digunkan
untuk mengukur sudut pada suatu posisi tertentu maupun seacra kontinyu
dalam melakukan suatu gerakan.
Dibutuhkan asumsi-asumsi tertentu untuk
membuat penyederhanaan dari sebuah sistem yang kompleks sehingga
penyelesaian analitis bisa dicapai. Sebuah model yang lengkap
memperhitungkan efek-efek dari keseluruhan bagian penyususn sistem
secara detail. Akan tetapi model yang lengkap dan detail sulit
diwujudkan dan bila dapat akan sulit menghasilkan solusi dari masalah
yang akan diselesaikan. Tidak selalu mungkin untuk memodelkan
system secara lengkap dan bahkan kadang-kadang tidak perlu untuk
menyertakan setial detail dari sistem dalam analisis. Sebagai contoh
adalah pada hampir semua gerakan tubuh manusia, banyak kelompok otot
(muscle) yang terlibat untuk menggerakkan organ-organ tubuh. Akan tetapi
untuk keperluan analisis gaya yang terlibat pada sendi dan otot pada
suatu gerakan tertentu, pendekatan yang terbaik adalah dengan
memprediksi kelompok otot yang mana yang paling aktif dan mengabaikan
kelompok otot-otot yang lain.
Secara umum, pemodelan suatu
sistem selalu diawali dengan model yang sederhana. Dari model sederhana
ini berangsur-angsur kompleksitasnya ditingkatkan sejalan dengan
pemahaman karakterstik system dan dari pengamatan terhdapa model
sederhana tersebut. Peneliti dapat merancang model yang cukup sederhana
untuk dianalisa sehingga menujukkan fenomena yang diteliti dalam
batas-batas kepuasan tertentu. Dari pengetahuan akan sistem yang
dimodelkan sistem sederhana terseebut kemudian disempurnakan. Makin
banyak belajar, makin banyak pula yang dipahami dari sistem dan lebih
detail pula analisis yang dapat dilakukan.
Pemodelan gerakan tubuh manusia dapat digolongkan berdasarkan pendekatan yang diambil:- Pendekatan teori yang menggunkan basis pengetahuan dalam bidang fisiologi, mekanika, dan robotika untuk merancang persamaan matematika yang mengepresikan gerakan tubuh manusia. Selanjutnya gait dapat dipelajari dengan simulasi menggunakan model tersebut dan hasilnya dibandingkan dengan data asli yang diukur dari manusia.
- Pengukuran gait secara langsung mendapatkan model yang representatif menggambarkan hibungan antar variabel dalam gerakan tubuh manusia.
Kedua pendekatan ini akan bertemu,
utamanya bila sebuah studi gerakan tubuh manusia diarahkan pada aplikasi
tertentu, misalnya analysa patologi maupun rehabilitasi dari suatu
kelumpuhan tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar