Siapa sangka karya Röntgen yang mengantarkan dirinya mendapatkan
hadiah nobel fisika pada 1901 ini akan menjadi sebuah alat yang sangat
berguna sekali dalam kedokteran. Sinar-X itulah sebuah fenomena yang
ditemukan oleh Roentgen pada laboratoriumnya. Sebuah fenomena yang
kemudian menjadi awal pencitraan medis (medical imaging) pertama, tangan
kiri istrinya menjadi uji coba eksperimen penemuan ini. Inilah menjadi
titik awal penggunaan pencitraan medis untuk mengetahui struktur
jaringan manusia tanpa melalui pembedahan terlebih dahulu. Penemuan ini
juga menjadi titik awal perkembangan fisika medis di dunia, yang
menkonsentrasikan aplikasi ilmu fisika dalam bidang kedokteran.
Eksperimen Röntgen terhadap tangan istrinya, menjadi inspirasi
produksi alat yang dapat membantu dokter dalam diagnosa terhadap pasien,
dengan mengetahui citra tubuh manusia. Citra atau gambar yang
dihasilkan dari sinar-X ini sifatnya adalah membuat gambar 2 dimensi
dari organ tubuh yang dicitrakan dengan memanfatkan konsep atenuasi
berkas radiasi pada saat berinterakasi dengan materi. Gambar atau citra
objek yang diinginkan kemudian direkam dalam media yang kemudian dikenal
sebagai film. Dari Gambar yang diproduksi di film inilah informasi
medis dapat digali sesuai dengan kebutuhan klinis yang akan dianalisis.
Setelah puluhan tahun sinar-X ini mendominasi dunia kedokteran,
terdapat kelemahan yaitu objek organ tubuh kita 3 dimensi dipetakan
dalam gambar 2 dimensi. Sehingga akan terjadi saling tumpah tindih
stukur yang dipetakan, secara klinis informasi yang direkam di film
dapat terdistorsi. Inilah tantangan berikutnya bagi fisikawan untuk
berkreasi. Tahun 1971, seorang fisikwan bernama Hounsfield
memperkenalkan sebuah hasil invensinya yang dikenal dengan Computerized
Tomography atau yang lazim dikenal dengan nama CT Scan. Invensi
Hounsfield ini menjawab tantangan kelemahan citra sinar-X konvensional
yaitu CT dapat dapat mencitrakan objek dalam 3 Dimensi yang tersusun
atas irisan-irisan gambar (tomography) yang dihasilkan dari perhitungan
algoritma(bahasa program) komputer. Karya Hounsfield ini menjadi
revolusi besar-besaraan dalam dunia pencitraan medis atau kedokteran
yang merupakan rangkaian yang berkaitan. Citra/gambar hasil CT dapat
menujukan struktur tubuh kita secara 3 dimensi, sehingga secara medis
dapat dijadikan sebagai sebuah alat bantu untuk penegakkan diagnosa yang
dibutuhkan. Untuk mengabadikan penemunya dalam CT terdapat bilangan CT
atau Hounsfield Unit (HU), namun penemuan ini juga meruapakan jasa Radon
dan Cormack.
Tahun 1990an, lahir kembali sebuah perangkat yang dikenal dengan nama
Magnetic Resonance Imaging. Perangkat ini invensi yang tidak kalah
hebatnya dengan CT, karena menggunakan sistem fisika yang berbeda. MRI
istilah kerennya menggunakan pemanfaatan aktivitas fisis spin tubuh
manusia pada saat berada dalam medan magnet yang kuat dan kemudian
dengan sistem gangguan gelombang radio yang sama dengan frekuensi
Larmor, menghasilkan sebuah sinyal listrik. Sinyal inilah yang dikenal
dengan Free Induction Decay yang kemudian dievaluasi dengan
Transformasi Fourier menjadi citra 3 Dimensi. Invensi ini juga sangat
fenomenal, karena terobosan baru yang tidak menggunakan radiasi pengion
seperti CT dan sinar Roentgen untuk dapat menghasilkan sebuah citra
dengan resolusi yang yang sangat baik dalam mencitrakan stuktur tubuh
manusia khususnya organ kepala. Inventor MRI mendapat ganjaran hadiah
nobel bidang fisologi dan kedokteran tahun 2003.
Inilah sekelumit peranan fisika yang yang sangat revlusioner mengubah
dunia kedokteran menjadi modern. Tanpa lahirnya sinar-X, CT, dan MR
bagaimana kita dapat mengetahui posisi kelainan yang ada ditubuh kita
bagian dalam atau kanker? Dengan karya fisikawan, insiyur, ahli komputer
munculah sebuah teknologi yang digunakan untuk penegakkan diagnosa.
Banyak teknologi lain yang dikembangkan oleh para fisikawan dan ilmuwan
lain untuk kedokteran seperti halnya ultrasonografi, linear accelerator
untuk radioterapi, dan juga CT dan USG 4 Dimensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar