Sabtu, 03 Maret 2012

Buta Warna


Beberapa lapis dibelakang permukaan retina terdapat kombinasi sel-sel batang dan kerucut yang sangat berperan dalam fungsi penglihatan mata. sel kerucut (kone) bersifat fotopik dan berperan di siang hari dan peka terhadap warna, sedangkan sel batang (rod) adalah skotopik, dan peka terhadap cahaya, dan menjadi parameter kepekaan retina terhadap adaptasi gelap-terang.
test butawarna
Buta warna adalah suatu kondisi ketika sel-sel retina tidak mampu merespon warna dengan semestinya. Sel-sel kerucut di dalam retina mata mengalami pelemahan atau kerusakan permanen.



A. Klasifikasi buta warna :

1. Trikromasi
Yaitu mata mengalami perubahan tingkat sensitivitas warna dari satu atau lebih sel kerucut pada retina. Jenis buta warna inilah yang sering dialami oleh orang-orang. Ada tiga klasifikasi turunan pada trikomasi:
Protanomali, seorang buta warna lemah mengenal merah
Deuteromali, warna hijau akan sulit dikenali oleh penderita
Trinomali (low blue), kondisi di mana warna biru sulit dikenali penderita.

2. Dikromasi
Yaitu keadaan ketika satu dari tiga sel kerucut tidak ada. Ada tiga klasifikasi turunan:
Protanopia, sel kerucut warna merah tidak ada sehingga tingkat kecerahan warna merah atau perpaduannya kurang
Deuteranopia, retina tidak memiliki sel kerucut yang peka terhadap warna hijau
Tritanopia, sel kerucut warna biru tidak ditemukan.

3. Monokromasi
Monokromasi sebenarnya sering dianggap sebagai buta warna oleh orang umum. Kondisi ini ditandai dengan retina mata mengalami kerusakan total dalam merespon warna. Hanya warna hitam dan putih yang mampu diterima retina. 

B. Penyebab Buta Warna

Buta warna adalah kondisi yang diturunkan secara genetik. Dibawa oleh kromosom X pada perempuan, buta warna diturunkan kepada anak-anaknya. Ketika seseorang mengalami buta warna, mata mereka tidak mampu menghasilkan keseluruhan pigmen yang dibutuhkan untuk mata berfungsi dengan normal. 

C. Fakta-fakta tentang Buta Warna

Buta warna lebih sering terjadi pada seseorang berjenis kelamin lelaki dibandingkan perempuan. Sebanyak 99% seorang buta warna tidak mampu membedakan antara warna hijau dan merah. Juga ditemukan kasus penderita yang tak bisa mengenali perbedaan antara warna merah dan hijau.
Cacat mata ini merupakan kelainan genetik yang diturunkan oleh ayah atau ibu.
Belum dapat dipastikan berkaitan jumlah penderita, akan tetapi sebuah penelitian menyebutkan sebesar 8 -12% lelaki Eropa adalah pengidap buta warna. Sementara persentase perempuan Eropa yang buta warna adalah 0,5 -1%. Tingkat buta warna di benua lain tentu bervariasi.
Tidak ada cara untuk mengobati buta warna, karena ia bukan penyakit melainkan cacat mata. Bisa jadi seorang buta warna akan merasa tersiksa dengan keadaan ini. Sebagian perusahaan menetapkan syarat bahwa pekerjanya harus tidak buta warna.
Untuk mengetahui apakah seseorang menderita buta warna, dilakukan tes dengan menggunakan plat bernama Ishihara.
Sering kali orang awam menganggap penyandang buta warna hanya mampu melihat warna hitam dan putih, seperti menonton film bisu hitam putih. Anggapan ini sebenarnya salah besar.
Banteng ternyata buta warna. Kesan yang ditimbulkan warna merah mengakibatkan binatang tersebut melonjak emosinya, bukan akibat warna merah itu sendiri.
Pada Perang Dunia II, serdadu yang buta warna dikirim untuk melakukan misi tertentu. Ketidakmampuan mereka untuk melihat warna hijau dialihfungsikan untuk mendeteksi adanya kamuflase yang dilakukan pihak lawan. Setiap orang terlahir buta warna saat pertama kali lahir.
 Penyandang buta warna selalu dihantui oleh pertanyaan “Warna apakah ini?”

Oleh: AsianBrain.com Content Team
Tentang Penulis: AsianBrain.com Content Team. Asian Brain adalah pusat pendidikan Internet Marketing PERTAMA & TERBAIK di Indonesia. Didirikan oleh Anne Ahira yang kini menjadi ICON Internet Marketing Indonesia. Kunjungi situsnya: www.AsianBrain.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar